Halaman

Sabtu, 17 Agustus 2013

Kenyataan *1

"setiap cerita itu pasti punya akhir. kita gak akan tau letaknya dimana dan kapan. cuma satu yang tau. Waktu. karna mereka berjalan berdampingan. jadi kamu tenang aja, masalah orang tua kamu pasti selesai kok. kamu harus tau, setiap akhir cerita itu pasti akan indah. termasuk indah buat orang lain, bukan dari sisi kita yang ngerasain sakitnya. kamu ngerti kan tan ?" saranku pada Intan.

"semua kata-kata yang aku keluarin itu, bukan berarti aku lebih dewasa dari Intan juga teman-teman ku yang lain. tapi ayah selalu mengajarkan ku untuk selalu memahami semua hal. Keadaan, Waktu, dan banyak hal. karena mengerti itu belum cukup." kata ku dalam hati.
"makasih ya din, semoga aja deh masalah ini cepat selesai", ucap Intan sambil memeluk ku. pelukan sahabat yang memberi kehangatan dalam kelas. "puk puk saatnya berpelukan", ejek Riky dan Reno sambil ikut berpelukan.

4 Serangkai.......
itu sebutan guru untuk kita berempat. aku Dinda. Intan, Reno, Riky teman dekatku. kami hampir bersahabat. hampir ? ya, karena kita saling mengenal baru di bangku SMA ini. 4 Serangkai. kita saling merangkai cerita bersama. cerita tentang hidup, cerita cinta, dan banyak hal.

"kring kring", handphone Intan berbunyi ditengah pelukan kami. "ya hallo. iya saya Intan, ada apa ya?". Intan langsung menutup teleponnya. "siapa tan?", tanyaku. "aku harus ke rumah sakit sekarang, ibu ku kecelakaan." "ha? ya udah, aku ikut tan", kata Reno. "aku juga ikut tan", ucap Riky. lalu semua menoleh ke arah ku. "din kamu ikut gak?", tanya Reno pada ku."haha ya Dinda pasti ikut lah Ren", celetus Riky.

"hmm..iya aku ikut kok", kataku sambil senyum. selama diperjalanan, untungnya lancar. tidak macet sedikit pun, hanya lampu merah yang sedikit menghambat. wajah Intan yang cemas, seolah terbaca oleh supir taksi yang mengemudi seperti roket. ssssshh. taksi berhenti tepat depan gerbang Rumah Sakit Rantika.
"nda kamu kenapa? sakit?", Reno bertanya dengan panik. wajah pucat bercampur dengan kaki ku yang bergemetar membuat mereka menoleh kearah ku. BRUKK.
*satu jam kemudian*
"ini dimana?" tanyaku yang mulai punya firasat yang aneh. "kamu di rumah sakit, tadi di depan pager rumah sakit kamu pingsan".

kejadian belasan tahun lalu itu mulai berdatangan dalam lapisan otak ku. kejadian yang tak pernah diharapkan oleh semua orang. mata ku kearah jam dinding. pukul 17.00. "udah sore nih, aku pulang duluan ya. bilang sama Intan, semoga ibunya cepat sembuh". "aku anter ya?", ajak Reno."engga usah, makasih ren. aku pulang sendiri aja". selama perjalanan kejadian - kejadian yang membuat otak ku buntu itu selalu hadir.
keesokan harinya disekolah, Intan gak masuk. dia harus jaga ibunya di rumah sakit. aku langsung masuk ke kelas tempat duduk ku. "dindaaa.. kemaren kenapa?", tanya Riky sambil berjalan ke arah ku dengan Reno. "ikut yukk ke koridor belakang", ajak ku  pada Riky dan Reno.
"kalian tau kan, ayah aku udah meninggal dari umur ku 5 tahun. cuma karena mau nolongin aku. siang itu di stasiun ramai orang-orang yang menjemput keluarganya dari kampung. aku asyik bermain pesawat-pesawatan di samping ayah, sambil nunggu ibu yang datang dari bandung. tapi tiba-tiba seorang cowo seumuran 5 tahun juga ngambil mainan itu dari tangan aku.dengan enaknya dia ambil terus dibuang. aku marah. karena itu dari ibu ku. aku segera mengambil pesawat mainan itu. tapi saat aku balik badan, ternyata ada kereta yang akan lewat. ayah langsung mendorong aku. aku selamat tapi ayah... cepat sekali kejadian itu. tapi sampai hari ini, aku nggak tau jelas cowo sial itu.yang aku inget, dia punya goresan luka bakar di dekat pundaknya".
"oh, pantesan kemarin agak keliatan gemetar. jadi itu. sory ya kita gak tau." kata Riky sambil memeluk ku. KRINGG KRINGG... bunyi bel pulang terdengar. kami semua langsung bergegas pulang ke rumah masing-masing. waktu ku di rumah habis untuk mengungkit hal itu.

Cerita Harian

cinta selalu datang tepat waktu..
karena cinta selalu tau, selalu paham mana perasaan yang akan disatukan
cinta tak pernah terlambat, selalu diwaktu yang tepat..

kadang aku tak paham dengan perasaan
lalu aku ragu menentukan. Sayang ?
saat cinta telah hilang, aku baru mengerti
Ya. Ini Sayang. Benar-benar Sayang

tapi sayang,
dia hilang bersama cintanya yang baru saja datang
kondisi ini, kondisi dimana aku dan perasaan saling menyalahkan
perasaan yang datang tak diundang ini membuat semuanya begitu rumit
membuat hal yang lurus menjadi tak berarah
akankah cinta datang dan kembali sayang ?
waktu memang tak akan pernah bisa diulang
tapi semua kenangan bisa terulang :')