Halaman

Rabu, 05 Februari 2014

Kenyataan *3

"iyaa! sebenernya aku suka sama Reno pas mama ku di rumah sakit. dia perhatian banget sama aku", ucap Intan yang sedang berbunga-bunga. aku cukup kaget dengan pernyataan itu. tapi.......!!

2 minggu berlalu. "hari ini kita jadi jemput mama kamu kan tan?", tanya Riki untuk memastikan keberangkatan kami ke rumah sakit. "jadi kok".
2 minggu ini juga aku merasa ada kejanggalan pada sikap Intan. saat bel pulang sekolah berbunyi, kami menuju jazz merah milik Reno. saat Riki membuka pintu depan mobil, tiba-tiba "aku di depan ya ", pinta Intan. hanya anggukan, yang bertanda Riki mengiyakan permintaan Intan. aku terus menatap wajah Intan yang kegirangan karena duduk di samping Reno.

"sayang kamu laper gak?", tanya Intan, yang membuat aku dan Riki kaget dengan ucapannya. lebih tepatnya kaget dengan kata "sayang". (?) reno hanya menggeleng dan merasa kaget dengan panggilan itu. "ciee jadian gak cerita-cerita nih", ledek Riki. "oh iya, lupa cerita he..he.. kemarin kita jadian. Reno nembak aku di taman Anggrek tanggal 06 bulan 07 jam 7.06. kasih selamet donggg !!", kata Intan, yang kedengarannya sangat bahagia. tapi aneh. tiba-tiba Reno menatap mata ku. tapi mungkin bukan apa-apa. "okee, congratt yaa", ucapan ku yang kelihatan sedikit terpaksa. Intan cemberut mendengar ucapan ku. aku dan Riki tertawa.

mulai hari itu aku memilih untuk sedikit menjauh dari mereka berdua. sampai hari ini 2 minggu setelah kejadian itu.
"kamu kenapa sih Din?", tanya Riki yang tiba-tiba datang dari belakangku, yang sengaja mencariku di belakang koridor sekolah ini. "aku gak apa-apa kok", jawab ku dengan melempar senyum tipis. "akhir-akhir ini kamu kaya jaga jarak sama 4 serangkai. ada masalah?", Riki bertanya lagi. "gak ada Rikiiii", jawab ku singkat. "jangan bohong Dindaa!", kata Riki yang sedikit memaksa.


http://nurfitriyani86.blogspot.com
wait the next story :)

Senin, 09 September 2013

Kenyataan *2

Pukul 19.00. aku menyiapkan buku-buku pelajaran untuk besok. Tiba-tiba, "Dindaaaa, ada teman kamu yang dateng. ayo kesini". suara ibu terdengar ke arah kamar ku. siapa yang datang malam-malam begini? belum pernah ada temanku yang datang ke rumah malam seperti ini.
dan.... Reno ?
"hai Dindaa", sapa Reno saat melihat ku berjalan menemuinya. aku hanya tersenyum dan sedikit salah tingkah, karena tatapan Reno itu lhoo. "kamu mau ngapain Ren? tumben malam gini," kataku asal celetuk. "keluar yukk?", ajak Reno. "kemana?", tanyaku. "ke tempat yang pasti belum pernah kamu lihat. pokoknya kamu rugi banget kalau gak ikut sama aku," ujar Reno dengan yakin. "mmmm... ya udah, aku ganti baju dulu ya", jawabku dengan rasa penasaran. 5 menit.
"yuk Ren ?",ajak ku setelah ganti baju.CBR dengan plat R 3688 OD keluar dari pagar hitam. Melesat jauh. setelah setengah jam dalam perjalanan, kami sampai. BOGOR. cuaca disini sangat dingin, berbeda dengan cuaca di sekolah juga di rumah ku. aku pun turun dari motor, dan......
ah ini adalah satu pemandangan yang belum pernah aku lihat.berada di atas bukit. berhadapan dengan bintang-bintang juga sinarnya yang cantik. "keren ya, sayangnya kita berdua. gak ada Intan sama Riky. coba ada, 4 serangkai nih hehe..", kata ku memulai pembicaraan sambil menggosok-gosokkan kedua tangan ku karena cuaca yang sangat dingin disini. Reno hanya melihat ku dan tersenyum. tak lama kemudian... Reno melepas jaketnya dan di balut ke tubuh ku. "makasih ya Ren", kata ku sambil melempar senyuman. tak keluar satu patah kata pun dari mulut Reno. lalu, ia hanya duduk di atas bukit itu, yang artinya aku juga harus ikut duduk di tempat indah ini. "ini namanya bukit Elona", ucapan Reno pertama kali saat sampai di bukit ini. akhirnya dia bicara juga. "kamu sering ke sini ?", tanya ku. "buat aku, bukit ini tempat paling indah yang gak mungkin bisa aku lupain. dulu mama sering ajak aku ke tempat ini. tapi sekarang, mama ku udah meninggal. gak ada lagi orang yang ngajak aku ke bukit ini. hari ini aku ngajak kamu kesini. dan kamu......... adalah orang pertama yang aku ajak ke bukit ini",ucap Reno yang membuat jantung ku semakin cepat berdetak. aku deg-degan. aku hanya menoleh ke arah Reno. tanpa menjawab satu kata pun. tapi.... hey !!
mata kami saling beradu. tatapan ini... gsssshhhh--
lalu, Reno memeluk ku. dan berbisik...."aku sayang kamu". dan secara tiba-tiba, keluar dari mulut ku, "aku juga sayang kamu". oh my God !! mungkin getaran jantung ku terasa oleh nya. sangat kencang dan semakin kencang. Reno pun melepas pelukannya. tapi tetap !! mata kami tetap beradu. dan jarak antara hidung kami kira-kira hanya 5 cm. dan akhirnya hidungnya menyentuh hidung ku. juga bibir Reno.
lalu kami terus memandang bintang dengan sinarnya. yang seakan menjadi saksi pengakuan kami.

*keesokan harinya.....

pukul 06.20 aku sampai di sekolah. "eh, kamu udah masuk tan ?", tanya ku saat melihat Intan duduk di samping ku. "iya nih", jawab Intan. "gimana keadaan mama kamu ?", tanya ku. "udah baikan kok.oh iya, aku kangen sama 4 serangkai hehe", ucap Intan. "haha baru sehari. kangen sama 4 serangkai apa sama 2 cowo itu nih", kata ku meledek Intan. "mm.. sebenernyaa sih...... sama R....", bel masuk berbunyi.
"dindaaaa..", tiba-tiba intan bicara. "kenapa tan ?", tanya ku karena tidak biasanya Intan mengajak ku ngobrol di jam pelajaran. "aku lagi suka sama seseorang", kata Intan. "ha ? ciee siapa tan ?", tanya ku. "mmm.. sekelas sama kita gak ? siapa sih ?", lanjut ku penasaran. "huruf di depannya R, coba tebak", ejek Intan. "ha ? oh iyaaa, Riky yaa ? cie Intan", kata ku meledek Intan. "salah Dindaaaa, bukan Riky", ucap Intan.
"ha ? bukan Riky ? siapa dong ? absen di kelas yang namanya R cuma Riky..... samaa..... Reno?", tanya ku ragu.

Sabtu, 17 Agustus 2013

Kenyataan *1

"setiap cerita itu pasti punya akhir. kita gak akan tau letaknya dimana dan kapan. cuma satu yang tau. Waktu. karna mereka berjalan berdampingan. jadi kamu tenang aja, masalah orang tua kamu pasti selesai kok. kamu harus tau, setiap akhir cerita itu pasti akan indah. termasuk indah buat orang lain, bukan dari sisi kita yang ngerasain sakitnya. kamu ngerti kan tan ?" saranku pada Intan.

"semua kata-kata yang aku keluarin itu, bukan berarti aku lebih dewasa dari Intan juga teman-teman ku yang lain. tapi ayah selalu mengajarkan ku untuk selalu memahami semua hal. Keadaan, Waktu, dan banyak hal. karena mengerti itu belum cukup." kata ku dalam hati.
"makasih ya din, semoga aja deh masalah ini cepat selesai", ucap Intan sambil memeluk ku. pelukan sahabat yang memberi kehangatan dalam kelas. "puk puk saatnya berpelukan", ejek Riky dan Reno sambil ikut berpelukan.

4 Serangkai.......
itu sebutan guru untuk kita berempat. aku Dinda. Intan, Reno, Riky teman dekatku. kami hampir bersahabat. hampir ? ya, karena kita saling mengenal baru di bangku SMA ini. 4 Serangkai. kita saling merangkai cerita bersama. cerita tentang hidup, cerita cinta, dan banyak hal.

"kring kring", handphone Intan berbunyi ditengah pelukan kami. "ya hallo. iya saya Intan, ada apa ya?". Intan langsung menutup teleponnya. "siapa tan?", tanyaku. "aku harus ke rumah sakit sekarang, ibu ku kecelakaan." "ha? ya udah, aku ikut tan", kata Reno. "aku juga ikut tan", ucap Riky. lalu semua menoleh ke arah ku. "din kamu ikut gak?", tanya Reno pada ku."haha ya Dinda pasti ikut lah Ren", celetus Riky.

"hmm..iya aku ikut kok", kataku sambil senyum. selama diperjalanan, untungnya lancar. tidak macet sedikit pun, hanya lampu merah yang sedikit menghambat. wajah Intan yang cemas, seolah terbaca oleh supir taksi yang mengemudi seperti roket. ssssshh. taksi berhenti tepat depan gerbang Rumah Sakit Rantika.
"nda kamu kenapa? sakit?", Reno bertanya dengan panik. wajah pucat bercampur dengan kaki ku yang bergemetar membuat mereka menoleh kearah ku. BRUKK.
*satu jam kemudian*
"ini dimana?" tanyaku yang mulai punya firasat yang aneh. "kamu di rumah sakit, tadi di depan pager rumah sakit kamu pingsan".

kejadian belasan tahun lalu itu mulai berdatangan dalam lapisan otak ku. kejadian yang tak pernah diharapkan oleh semua orang. mata ku kearah jam dinding. pukul 17.00. "udah sore nih, aku pulang duluan ya. bilang sama Intan, semoga ibunya cepat sembuh". "aku anter ya?", ajak Reno."engga usah, makasih ren. aku pulang sendiri aja". selama perjalanan kejadian - kejadian yang membuat otak ku buntu itu selalu hadir.
keesokan harinya disekolah, Intan gak masuk. dia harus jaga ibunya di rumah sakit. aku langsung masuk ke kelas tempat duduk ku. "dindaaa.. kemaren kenapa?", tanya Riky sambil berjalan ke arah ku dengan Reno. "ikut yukk ke koridor belakang", ajak ku  pada Riky dan Reno.
"kalian tau kan, ayah aku udah meninggal dari umur ku 5 tahun. cuma karena mau nolongin aku. siang itu di stasiun ramai orang-orang yang menjemput keluarganya dari kampung. aku asyik bermain pesawat-pesawatan di samping ayah, sambil nunggu ibu yang datang dari bandung. tapi tiba-tiba seorang cowo seumuran 5 tahun juga ngambil mainan itu dari tangan aku.dengan enaknya dia ambil terus dibuang. aku marah. karena itu dari ibu ku. aku segera mengambil pesawat mainan itu. tapi saat aku balik badan, ternyata ada kereta yang akan lewat. ayah langsung mendorong aku. aku selamat tapi ayah... cepat sekali kejadian itu. tapi sampai hari ini, aku nggak tau jelas cowo sial itu.yang aku inget, dia punya goresan luka bakar di dekat pundaknya".
"oh, pantesan kemarin agak keliatan gemetar. jadi itu. sory ya kita gak tau." kata Riky sambil memeluk ku. KRINGG KRINGG... bunyi bel pulang terdengar. kami semua langsung bergegas pulang ke rumah masing-masing. waktu ku di rumah habis untuk mengungkit hal itu.

Cerita Harian

cinta selalu datang tepat waktu..
karena cinta selalu tau, selalu paham mana perasaan yang akan disatukan
cinta tak pernah terlambat, selalu diwaktu yang tepat..

kadang aku tak paham dengan perasaan
lalu aku ragu menentukan. Sayang ?
saat cinta telah hilang, aku baru mengerti
Ya. Ini Sayang. Benar-benar Sayang

tapi sayang,
dia hilang bersama cintanya yang baru saja datang
kondisi ini, kondisi dimana aku dan perasaan saling menyalahkan
perasaan yang datang tak diundang ini membuat semuanya begitu rumit
membuat hal yang lurus menjadi tak berarah
akankah cinta datang dan kembali sayang ?
waktu memang tak akan pernah bisa diulang
tapi semua kenangan bisa terulang :')

Senin, 27 Mei 2013

26-05-13 :')

di hari terlelah ini aku ingin sekali menuliskan apa yang terjadi. b i n g u n g.
dimulai dari urutan mana. panjang dan rumit. sama halnya dengan matematika, kimia, fisika, dan sejenisnya. terlihat mudah, namun sulit.
satu keadaan yang biasa. tanpa rasa aneh secuil pun, tanpa rasa janggal sedikit pun. Mendadak Berubah !
aku mempunyai analogi.
seperti berjalan. yang dengan langsung secara tiba-tiba dihadapkan oleh batu besar. berhasil menahan batu tersebut untuk menabrak, namun belum pasti, bisa atau tidak menggeser batu tersebut dari hadapannya.
hal yang sepele. hal yang sederhana.
tapi satu hal. Apa pun yang kita sepelekan ,boleh jadi hal tersebut yang akan menyepelekan kita sendiri.
Artinya, menyepelekan masalah ini, maka batu yang masih kita tahan itu, akan menabrak dan berhasil mendobrak apa yang kita usahakan.

kalian mengerti analogi ini?
terima kasih sudah membaca :')

Minggu, 19 Mei 2013

Gulungan Ombak Aceh *(2)

mengecek dengan teliti. mencari dengan serius. akhirnya nama orang tua Lisa ditemukan. Dewi dan Panji. tapi bukan di daftar nama posko pengungsian, namun di daftar nama Jenazah. "aku yakin ini pasti ada kesalahan atau hanya namanya saja yg sama? tolong dicek ulang" pinta Lisa. namun sia-sia.nama orang tuanya memang benar-benar ada di daftar jenazah. dengan tak sabar dan penasaran, Lisa menghampiri.dan ia langsung membuka kain yang menutupi kedua jenazah tersebut.
Lisa tak percaya. ternyata, keduanya adalah benar orangtuanya. tak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya.hanya air yang keluar dari matanya, tak terbendung sedikit pun.

"kenapa Tuhan selalu tega padaku? kenapa Tuhan tak pernah adil padaku?" pertanyaan itu selalu muncul dalam hati Lisa. "hey, apa yang kau ucapkan? tak seharusnya kau mengeluarkan kata-kata itu pada Tuhan." ucap salah satu panitia relawan. "lalu dimana letak keadilan Tuhan padaku? aku hanya mengecap kabahagiaan yang ada, yang kurasakan hanya penderitaan yang tak kunjung henti. apa ini yang kau bilang adil? disaat kau baru mengecap sebuah kebahagiaan, lalu semua direnggut begitu saja secara sekaligus, apa ini yang kau bilang adil?" ucap Lisa penuh kecewa.

"kau tak akan pernah paham dengan takdir Tuhan jika kau melihat semuanya dari sisimu. kau tak akan pernah paham pada keadaan jika kau menilai semuanya dari sisimu." sedikit namun banyak makna dalam kata ini. membuat Lisa kesal, "lalu, kau bilang Tuhan adil, sedangkan kau bukan berada diposisiku.kau tak mengerti, dan kau tak akan paham. memangnya kau siapa?" ujar Lisa.
                                                   
                                                                   ***

jodoh ku..

yang pernah ku alami, akan menjadi sebuah pelajaran.
kita teman. dan aku tak harap banyak.
kita teman. dan ini akan ku cukupkan.
karna melesat jauh akan berakibat jatuh kedasar yang paling menyakitkan.
aku tak ingin mengenalnya, tapi hati yang mau.
aku tak ingin menyukainya, tapi hati yang mau.
"Mengikuti kata hati", itu yang ku jalankan. mengangkat tangan, terserah hati membawa. semuanya kujalani bersamaan dengan rutinitas ku. aku tak ingin terlalu sibuk melayani hati.
entahlah, akan berhenti dimana aliran hati ini. yang jelas ku tau, ya. Pada Jodohku.